Friday, December 28, 2012

PERANAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEHNOLOGI (IPTEK) DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

DAMPAK TERHADAP KEBUTUHAN POKOK MANUSIA

Dampak yang di timbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan alam dan tehnologi ada yang positif ada juga yang negatif. Dampak yang positif antara lain:
  1. Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat di produksi berlipat ganda.
  2. Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut hasil produksi sehingga hasilnya lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
  3. Diterapkannya cara pemupukan yang tepat serta digunakan bakteri yang sanggup memperkuat akar tanaman dengan mengambil zat hara dengan lebih baik sehingga hasilnya bertambah banyak.
  4. Digunakannya bioteknologi (misalnya hormon tumbuhan), untuk merangsang tumbuhnya daun, bunga, atau buah sehingga tumbuh lebih banyak.
      Dampak negatifnya antara lain: pemakaian pestisida, ternyata tidak saja dapat memberantas hama tanaman, tetapi dapat membunuh hewan ternak, dapat meracuni hasil panen, dan bahkan dapat meracuni manusia sendiri. [1]

DAMPAK ILMU ALAMIA DAN TEHNOLOGI  SEHUBUNG DENGAN KEBUTUHAN POKOK
  1. Sandang
Ilmu alamiah dan tehnologi telah banyak sumbangannya dalam bidang sandang. Baik pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu alamiah dan tehnologi telah menolong manusia dalam pengadaan sandang berupa mesin tekstil. Maka pada abad sekarang ini ilmu alamiah dan tehnologi telah mampu menyumbangkan kepada manusia serat-serat sintesis baik yang terbuat dari pokok-pokok kayu yang diproses secara kimiawi menjadi benang (rayon) maupun dari bahan galian misalnya hasil samping sulingan batu bara dan minyak-bumi menjadi serat-serat sintesis seperti polyester, polipropilen, polietilin, dan sebagainya.[2]
 2. Papan
          Sampai abad ini manusia akan berusaha memanfaatkan lautan dan antariksa sebesar-besarnya melalui pulau-pulau buatan disertai peternakan dan perkebunan laut. Bahkan menurut MT. Zen, orang telah dapat hidup berbulan-bulan di bawah air laut dan dapat menjelajahi lautan di bawah kutub utara.[3]


DAMPAK TERHADAP PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA ALAM

       Pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan tehnologi dapat dimanfaatkanuntuk menaikan kuantitas suatu produk:
  1. Dalam bidang pertanian
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan alam dan tehnologi, manusia mampu menentukan jenis tanah, unsur-unsur yang diperlukan tanaman sehingga dapat memberikan pupuk yang paling tepat. Dengan tehnologi modern, orang dapat mengetahui syarat tumbuhnya suatu tanaman.
2.      Dalam bidang industri
            Kita ambil contoh industri pengolahan minyak kelapa sawit. Penggunaan tehnologi yang maju untuk pengolahan minyak kelapa sawit, temperatur dan tekanannya dapat meningkatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara tradisional.[4]

DAMPAK ILMU ALAMIAH DAN TEHNOLOGI TERHADAP INDUSTRI
        
          Dari komponen hasil, dampak ilmu alamiah dan tehnologi pada umumnya adalah positif, meskipun kadang-kadang tampak dampak sosial yang negatif juga. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia dalam hal ini telah memiliki peraturan semacam itu juga.
          Oleh karena itu kita mengharapkan pembuangan limbah industri yang tampaknya makin meningkat pada masa pembangunan saat ini tidak akan membawa pengaruh negatif.[5]    

DAMPAK TERHADAP SUMBER DAYA ALAM

a.  Minyak Bumi
            Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang paling utama dalam memenuhi kebutuhan energi dunia. Namun, kita juga sadar bahwa sadar bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam  yang tak dapat diperbaharui. Minyak bumi berasal dari fosil yang terbentuk secara alami dalam proses jutaan tahun lamanya.
b.  Batu Bara
            Penambangan batu bara juga dapat membahayakan manusia karena gas oksigen dalam tambang itu sangat terbatas, sebaliknya gas-gas bumi yang menyesakkan  napas justru berlimpah. Pengangkutan batu bara dari satu tempat lain juga mengganggu lingkungan akibat adanya tumpahan batu bara yang dapat mencari lingkungan. Namun, adanya kemajuan teknologi, menyebabkan bahan tersebut dapat di daur ulang.
c.   Air
            Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, artinya setelah dipakai dapat dibersihkan kembali. Namun pembersihan itu tidak selalu dapat sempurna sehingga lambat laun, air bersih ini semakin lama semakin menurun jumlah dan kualitasnya.
d.  Hutan, Hewan, dan Ternak
           Sumber daya alam yang dapat di perbaharui adalah hutan, hewan, dan ternak. Akan tetapi tetap harus memperhatikan batas toleransinya. Bila batas tersebut diterjang, semua itu tidak lagi dapat diperbaharui. Sayangnya, tehnologi modern justru mengakibatkan sumber daya tersebut menjadi tidak lagi dapat dipernaharui.

e.   Tanah
              Tanah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun jika tidak hari-hari dalam pemakaiannya, tanah akan menjadi rusak.[6]

DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP PENINGKATAN TERHADAP KESEHATAN

         Dengan makin berkembangnya ilmu kedokteran dan fasilitas peralatan yang makin maju maka dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Pelayanan baru hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi misalnya:
  1. Pencangkokan jantung.
  2. Pencucian darah.
  3. Penggantian kornea mata.
  4. Pemasangan alat pacu jantung.
  5. Penggunaan alat elektronik bagi penderita gangguan pendengaran.
  6. Pelayanan dengan bayi tabung bagi seorang ibu yang menderita. gangguan  pada organ tubuhnya sehingga sulit mendapatkan anak.
·         Pelayanan kontrasepsi dan masih banyak untuk disebutkan.[7]

DAMPAK TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA

a.  Dampak Positif
  • Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan tehnologi dapat mendorong manusia untuk mendayagunakan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
  • Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan tehnologi dapat menaikkan kualitas sumber daya manusia (keterampilan dan kecerdasan manusia). 
b.  Dampak Negatif
  • Semakin meningkatnya pengangguran karena pekerjaan yang semula yang di kerjakan manusia, setelah ditemukannya alt tehnologi modern diganti oleh mesin.
  • Timbulnya pencemaran yang disebabkan zat-zat radio aktif yang sangat beracun, baik pada tanah, air, dan udara. Hal ini jelas mengancam kelangsungan hidup manusia.
  • Karena tehnologi mengancam hidup manusia, tanpa disadari lambat laun dapat mematikan imajinasi dan perasaan serta kejiwaan manusia.[8]

MANFAAT TEKNOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

              Di bidang energi, manusia telah dapat memecahkan masalah dengan memanfaatkan sinar matahari untuk membangkitkan tenaga listrik secara langsung, dan masih banyak lagi contoh yang lain:
ü  Dengan telah dikemukakan alat komunikasi telepon orang dapat mudah berkomunikasi dengan orang lain walaupun jaraknya jauh.
ü  Adanya alat-alat transportasi yang lebih canggih, maka orang akan lebih cepat dan lebih aman dalam perjalanan jarak jauh, juga orang telah dapat menjelajahi antariksa.
ü  Dengan menggunakan komputer, orang akan dapat  mengerjakan, mengoreksi suatu pekerjaan secara cepat dan tepat.[9]

KESIMPULAN
Dari data yang saya baca dapat di simpulkan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dalam kehidupan manusia ada banyak dampak yang di timbulkan oleh peranan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan ada juga dampak positif dan ada juga dampak negatifnya.

Catatan Kaki

[1] Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007) hlm 115
[2] Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992) hlm 199
[3] Abu Ahmadi,  A. Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hlm 117
[4] Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007) hlm 117
[5] Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992) hlm 208
[6] Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007) hlm 118-119
[7] Abdullah Aly, Eny Rahma, ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) hlm 143-144
[8] Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007) hlm 119-120
[9] Abu Ahmadi, A. Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Renika Cipta, 1991) hlm 111

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Aly, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,1996

Abu Ahmadi, A. Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 1992

Mawardi , Nur Hidayati, IAD,ISD,IBD, Bandung: Pustaka  Setia, 2

Tuesday, December 18, 2012

Bahan Makalah Tentang: URGENSI MOTIVASI DALAM BELAJAR

MOTIVASI BELAJAR

PENDAHULUAN

   
Setiap individu memilki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk melaksanakan tujuan. Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangaan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.
Manusia dalam kehidupannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Manusia didalam memenuhi kebutuhannya, sering mangadakan hubungana atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cenderung untuk hidup berkelompok atau berorganisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan manusia untuk saling membantu atau pemenuhan kebutuhan serta kecenderungan untuk berkelompok ini merupakan pertanda bahwa manusia memilki keterbatasan dan bahkan sangat terbatas.


PEMBAHASAN
MOTIVASI BELAJAR

Sebelum dibahas lebih jauh tentang motivasi belajar, terlebih dahulu akan dipaparkan pandangan penulis tentang apa sebenarnya belajar. Pemaparan pengertian belajar dimaksud untuk memperoleh kesamaan persepsi terhadap belajar, selanjutnya dikaitkan dengan motivasi.

A.    PANDANGAN TENTANG BELAJAR
Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran  viorisme, kognivisme, humanism, maupun sibernetika. Aliran-aliran teori belajar tersebut sekedar mengarahkan dan memilah jenis teori mana yang menjadi pijakan melakukan kegiatan belajar.
Thorndoke, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau nonkonkret (tidak bisa diamati).
Teori belajar lain yang mendasari belajar dapat dilihat dari tiga pakar, yakni Clark Hull, Edwin Guthrie, dan B. F. Skinner. Ketiga pakar tersebut juga menggunakan variabel Stimulus – Respons untuk menjelaskan teori-teori mereka. Namun, meskipun ketiga pakar ini mendapat julukan yang sama, yaitu aliran tingkah laku (Neo Behaviorist), namun mereka berbeda satu sama lain dalam beberapa hal yang sifatnya prinsipil.


B.    MOTIVASI BELAJAR
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen secara potensial terjadi sebagai hasil dari pratik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat kedua faktor tersebut disebabkan oleh ransangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan  sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)  adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Friday, December 7, 2012

MANAJEMEN KELAS


MANAJEMEN KELAS

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi. Secara harfiah psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia melalui gejala-gejalanya, aktivitas, atau perilaku manusia.
Makna psikologi khususnya tentang objek materialnya, berkembang seirama dengan perkembangan psikologi itu sendiri. Psikologi dapat pula dibedakan berdasarkan tujuannya :
1.      Psikologi teoritis yang memiliki tujuan utama yaitu memahami secara ilmiah murni untuk menyusun suatu teori seperti psikologi kepribadian, psikologi belajar dengan berbagai teori belajar.
2.      Psikologi praktis yang dikembangkan karena kebutuhan tertentu seperti psikologi pendidikan, medis, criminal, dan lain-lain.

 Dalam perkembangannya lebih lanjut, psikologi pendidikan meluas menjadi berbagai kajian dalam mengkaji tentang masalah-masalah yang dialami peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Berbagai kajian tersebut, misalnya :
·         Psikologi belajar
·         Psikologi mengajar
·         Psikologi bimbingan
·         Psikologi penyuluhan

Dari kajian tersebut semuanya bermuara pada usaha proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam mengetahui dan memahami gejala aktivitas jiwa dan prilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen kelas!
2.      Apa tujuan manajemen kelas!
3.      Bagaimana tahapan dalam memelihara kedisiplinan kelas!

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Manajemen Kelas
Manajemen kelas dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur untuk menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil dengan baik. (Nyayu Khadijah : 2011).
Manajemen kelas dimaksudkan tidak hanya sekedar untuk menghindari kekacauan, tapi lebih dimaknai sebagai penetapan aturan yang memungkinkan aktivitas belajar berlangsung dengan lancar. Selain itu, manajemen kelas juga mencegah timbulnya masalah disiplin yang tidak perlu terjadi.
Dari sudut pandang pendidikan, belajar dapat timbul hanya dalam sebuah kelas yang tertib.  Akan tetapi, tertib tidak berarti tenang atau kaku. Suatu kelas yang tertib bukanlah kelas yang begitu tenang dimana kita dapat mendengar detak jarum jam, melainnkan suatu kelas yang senandung dan alurnya mengidikasikan para siswa terlibat dalam aktivitas bermakna. Para siswa mungkin membaca, menulis atau berbicara dalam kelompok masing-masing untuk membahas suatu lingkungan dimana setiap orang, guru dan siswa mengetahui dengan pasti apa yang sedang berlangsung. Menciptakan lingkungan kelas yang tertib merupakan salah satu tujuan dari manajemen kelas.
Meski isu manajemen menarik perhatian banyak guru pemula, akan tetapi semua guru mestinya memiliki kesiapan manajemen yang memadai, tidak hanya sebatas manajemen kelas dapat diartikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur untuk menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil. Menurut Eggen dan Kauchak (1997), manajemen kelas adalah kombinasi strategi guru dan factor organisasional kelas yang membentuk lingkungan belajar yang produktif, yang mencakup penetapan rutinitas, aturan-aturan sekolah dan kelas, respon guru terhadap perilaku siswa, strategi pembelajaran yang menciptakan iklim yang kondusif untuk siswa belajar.

Fungsi manajemen kelas dalam hal ini adalah :
1.      Perencanaan, yaitu menyangkut keberlangsungan aktivitas dan bagaimana aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut dapat diorganisasikan dengan cara terbaik.
2.      Komunikasi, yaitu menetapkan perlunya untuk mengatakan pada siswa apa yang diharpkan dari mereka, ini merupakan unsur utama dalam manajemen yang efektif.
3.      Kontrol, yaitu mengekspresikan kebutuhan manjaga iklim kelas yang kondusif untuk belajar.

B.       Makna Manajemen dalam Pendidikan
Makna manajemen dalam pendidikan mempunyai pengertian untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu :
1.      Kerjasama
2.      Prosex
3.      Dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem
4.      Dapat dilihat dengan segi efektivitas pemanfaatan sumber
5.      Dapat dilihat dengan dari segi kepemimpinan
6.      Dapat dilihat dengan dari segi pengambilan keputusan
7.      Dapat dilihat dengan dari segi komunikasi
8.      Manajemen sering kali diartikan dalam arti sempit yaitu kegiatan ketata usahaan, seperti rutin mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan gejala aspek serta mempersiapkan laporan.

Dari uraian diatas bahwa manajemen pendidikan dapat ditinjau dari sudut proses pencapaian tujuan pendidikan. Proses ini merupakan siklus yang dimulai dari Perencanaan, Pengarahan, Pembiayaan, Pemantauan, Penilaian, pengorganisasian, pengkoordinasian.

C.      Strategi Manajemen Kelas
Dalam upaya, menciptakan iklim kelas yang kondusif dapat ditempuh dengan dua strategi manajemen, yaitu : strategi pencegahan timbulnya masalah dan strategi pemecahan masalah (Elliot dkk, 1996). Strategi pencegahan lebih menekankan pada upaya menggunakan prosedur pembelajaran dan manajemen, sedangkan strategi pemecahan masalah menekankan pada upaya mengatasi masalah yang timbul dalam kelas. Menurut Elliot dkk (1996), program manajemen kelas yang komprehensif adalah yang memadukan kedua strategi itu. Strategi ini dinamakan Manajemen Kelas Proaktif yang mencakup tindakan proaktif dalam merencanakan perilaku yang produktif. Ciri-cirinya, yaitu :
1.      Lebih bersifat preventif ketimbang reaktif
2.      Mengintegrasikan motede-motede yang memfasilitasi perilaku siswa yang sesuai dengan prosedur peningkatan prestasi, dengan menggunakan teknik pembelajaran yang efektif
3.      Menekankan dimensi kelompok dari mamajemen kelas

D.      Keterampilan manajemen kelas
Secara umum, yang  termasuk kerempilan manajemen dasar dalam praktek pembelajaran dikelas antara lain adalah keterampilan mengorganisir dan memonitor aktivitas kelas, keterampilan membentuk kelompok, keterampilan menetapkan aturan dan prosedur, dan keterampilan memberikan respons terhadap perilaku yang menyimpang.
Tahap pertama dalam manajemen kelas yang efektif adalah pengorganisasian aktivitas kelas. Ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa iklim kelas cukup kondusif untuk terjadinya proses belajar. Laslett dan Smith (1984) mengidentifikasi empat keterampilan pengorganisasian kelas, yaitu :
1.      Get them in, yaitu keterampilan memulai pelajaran
2.      Get them out, yaitu keterampilan menyimpulkan dan mengakhiri pelajaran
3.      Get on with it, yaitu berfokus pada isi pelajaran dan pengorganisasian
4.      Get on with them, yaitu menjalin hubungan yang positif dengan siswa.

Caroll (dalam Elliot dkk, 1996) mengemukakan sebuah model manajemen kelas yang menggunakan dua kategori analisis waktu, yaitu :
1.      Penentuan waktu yang diperlukan untuk belajar. Tiga aspek penting dalam kategori ini adalah : 1) bakat, yaitu jumlah waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu pelajaran, 2) kemampuan memahami pembelajaran yang dipengaruhi oleh tingkat intelegensi dan kemampuan verbal, dan 3) kualitas pembelajaran, yaitu kemampuan guru menyajikan pelajaran secara menarik dan mudah dipahami.
2.      Pemanfaatan waktu belajar. Dua aspek penting dalam kategori ini adalah : 1) waktu untuk belajara, yaitu kesempatan yang dimiliki oleh setiap siswa untuk belajar di sekolah, dan 2) ketekunan, yaitu jumlah waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar.

E.       Karakteristik Manajer Kelas yang Efektif
“Manajer yang efektif” awalnya tidak terlalu membebani siswa mereka dengan aturan-aturan seperti yang cenderung dilakukan oleh banyak guru pemula, tetapi memulai dengan aturan yang bersifat mendasar dan secara perlahan-lahan memperkenalkan aturan lainnya sesuai keperluan. Mereka juga secara periodik mengingatkan siswa tentang aturan yang ada. Dengan cara memonitori siswa dari dekat, mereka mampu memperingatkan dengan cepat bila terjadi pelanggaran dan berupaya memperbaikinya sebelum pelanggaran kecit tersebut berkembang menjadi masalah besar. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa yang diajar, guru dapat mengantisipasi sumber potensi masalah dan merumuskan aturan yang akan membantu mereka mencegahnya.
Emmer, dkk (dalam Elliot dkk, 1996) mempelajari guru-guru SD yang dinilai sebagai “manajer yang efektif” dan menyatakan bahwa para guru tersebut memberitahukan aturan dan prosedur mereka pada hari pertama pelajaran di mulai, dan juga sengaja mengintegrasikannya ke dalam system pembelajaran mereka. Aturan mereka bersifat eksplisit, kongkrit, dan fungsional, dan guru tersebut memberi siswa contoh tanda yang mereka gunakan untuk berbagai aktivitas.
Menurut Kounin (1970), cirri-ciri perilaku guru sebagai manajer kelas yang efektif adalah :
1.      Adanya kesadaran, yaitu pengetahuan dan pemahaman guru tentang apa yang terjadi di dalam kelas mereka. Guru tahu apa yang sedang berlangsung dalam kelas, mereka tahu bila ada perilaku yang menyimpang dan seberapa parah penyimpangannya. Meraka juga tahu kapan harus memberikan intervensi sehingga perilaku itu tidak menyebar ke siswa lain dan menjadi masalah yang serius.
2.      Kemampuan overlapping, yaitu kemampuan guru untuk menangani dua atau lebih masalah yang terjadi secara simultan di dalam kelas.
3.      Kelancaran dalam melakukan transisi, yaitu guru tidak memiliki kesulitan dalam menangani aktivitas dalam kelas mereka. Guru memulai pelajaran, menjaga keberlangsungan, dan mengakhiri berbagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan banyak bahan pelajaran.
4.      Kesiapan kelompok, yaitu penggunaan metode pembelajaran yang menjaga minat dan kontribusi yang hidup pada pelajaran. Dalam hal ini, guru harus terus bertanya pada diri sendiri : apakah cara penyampaian pelajaran yang saya gunakan menarik? Apakah kelas yang saya ajar hidup? Apakah saya telah membuat semua siswa terlibat?

F.       Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidikan
1.      Manajemen Kelas untuk Pembinaan Kedisiplinan Kelas
Manajemen kelas  mengandung pengertian, yaitu proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memmungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Rachman, 1999 : 1). Manajemen kelas juga dapat diartikan sebagai proses seleksi yang mengunakan alat yang tepat terhadap problem dansituasi manajemen kelas, atau juga dapat diartikan sebagai segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar  untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah kepada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen. PUOD dan Dirjen. Dikdasmen, 1996).
Manajemen kelas bertujuan untuk :
1)      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang mungkin peserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2)      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapatmenghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar serta perabotan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di dalam kelas, serta membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, serta sifat-sifat individunya (Dirjen. PUOD dan Dirjen. Dikdasmen, 1996)

Dalam melakukan aktivitas manajemen kelas untuk pembinaan disiplin kelas yang basis psikologi pendidikan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakna, yaitu :
1)      Pendekatan otoriter
2)      Pendekatan permisif
3)      Pendekatan instruksional
4)      Pendekatan pengubahan perilaku
5)      Pendekatan sosila emisional
6)      Pendekatan proses kelompok (Entang dan Joni, 1984 : 19)