Monday, July 8, 2013

TEORI MOTIVASI

TEORI-TEORI MOTIVASI

Teori motivasi menurut para ahli berikut adalah:

Teori Abraham Maslow
Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb (jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi tentang motivasi dan management skills.

1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.

2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.

3. Kebutuhan sosial (Social Needs).
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.

4. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.

5. Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

Teori Herzberg
Dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua Faktor”dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan factor hygiene atau pemeliharaan Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Ahli psikologi dan konsultan manajemen Frederick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor kepuasan. Motivasi dua faktornya memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsic dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor faktor extrinsic.

Dimana faktor faktor intinsik tersebut meliputi:

Pencapaian Prestasi
Pengakuan
Tanggungjawab
Kemajuan
pekerjaan itu sendiri
kemungkinan berkembang

Sedangkan faktor extrinsic meliputi:
Upah
keamanan kerja
kondisi kerja
status
prosedur perusahaan
mutu penyeliaan
mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan
Herzbreg dalam Gibson,Ivancevich,Donnelly,(1996: 197).

Menurut teori ini. Yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah hal hal pendorong berprestasi yang sipatntnya intrinsic, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor faktor yang sipatnya ektrinsik yang berarti bersumber dari luar seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan prilaku dari seseorang dalam kehidupan kekaryaanya 

Herzberg dalam Siagian 2002: 290

Di sisi lain, Herzberg juga mensyaratkan adanya faktor lain yang disebut sebagai dissatisfiers, maintenance atau hygiene factor. Kedua faktor yang dikenalkan oleh Herzberg adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki anggota yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan efektif tanpa mempunyai pekerja yang bermotivasi.

Herzberg lebih lanjut mengidentifikasi bahwa yang termasuk dalam motivators atau satisfiers adalah achievement, recognition, advancement, growth, working condition dan work itself, sedangkan dissatisfiers terdiri atas gaji, kebijakan perusahaan, supervisi, status, relasi antar pekerja, dan personal life. Kedua faktor tersebut tidak bisa saling menggantikan dan bukan merupakan suplemen satu terhadap yang lain. Bila dissatisfiers dipenuhi, belum tentu menyebabkan timbulnya kepuasan bagi pekerja, sedangkan bila satisfiers dipenuhi, belum tentu bisa menghilangkan ketidakpuasan. Agar kepuasan bisa muncul dan ketidakpuasan bisa dihilangkan, maka tak ayal lagi dissatisfiers dan satisfiers harus dijaga dan ditingkatkan keberadaannya bersama-sama (Steers Black, 1994).

Teori McClelland

Teori Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggam memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.

A. Kebutuhan akan Prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.

Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.

n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

B. Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.

n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.

C. Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland antara lain:

1. Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
2. Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
3. Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual)

Sumber: 
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2013

Thursday, June 20, 2013

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS )

Manajemen Berbasis sekolah ( MBS ) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dan bangsa dalam penguasaan ilmu dan tekonologi. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar dan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan baik secara makro,meso maupun mikro.
    Istilah Manajemen Berbasis sekolah ( MBS ) merupakan terjemahan dari “School-Based Management”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami,membantu,dan mengontrol pengelolaan pendidikan. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan,yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf,menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok terkait,dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pendidikan.
    MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat,bertujuan untuk meningkatkan efisiensi mutu dan pemerataan pendidikan.Peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah ,fleksibelitas pengelolaan sekolah dan kelas,peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah,berlakunya system insentif dan desinsentif.Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.
    MBS menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak,seperti pada sekolah-sekolah swasta,sehingga menjamin partisipasi staf,orang tua,peserta didik dan masyarakat yang lebih luas dalam merumuskan keputusan tentang pendidikan. Kesempatan berpartisipasi tersebut dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah.Selanjutnya aspek tersebut pada selanjutnya akan mendukung efektivitas dalam mencapai tujuan sekolah. Adanya kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah pengelolaan sekolah menjadi akuntabel,transparan,egaliter,dan demokratis,serta menghapuskan sistem monopoli dalam pengelolaan pendidikan.
    Agar prioritas-prioritas pemerintah dilaksanakan oleh sekolah dan semua aktivitas sekolah yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sehingga dapat belajar dengan baik,maka pemerintah perlu merumuskan seperangkat pedoman tentang pelaksanaan MBS.Pedoman tersebut terutama ditujukan untuk menjamin bahwa hasil pendidikan  ( Student Outcome ) terevaluasi dengan baik,kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif,sekolah dioperasikan dalam rangka yang disetujui pemerintah serta anggaran dibelanjakan sesuai dengan tujuan.Manajemen Berbasis Sekolah menuntut perubahan – perubahan tingkah laku kepala sekolah,guru dan tenaga administrasi dalam mengoperasika sekolah,dan karakteristik MBS bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah,proses belajar mengajar pengelolaan sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya administrasi.(Dr.E Mulyasa,M.Pd.)

Link Terkait:
KUMPULAN-KUMPULAN MAKALAH

  1. Kumpulan Karya Tulis
  2. Kumpulan Makalah PAI

Wednesday, April 24, 2013

Hakikat Guru Agama Islam


Hakikat Guru Agama Islam

Sebelum penulis membicarakan tentang pengertian guru agama Islam, perlulah kiranya penulis awali dengan menguraikan pengertian guru agama secara umum, hal ini sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian guru agama Islam.
  1. Pengertian Guru secara ethimologi (harfiah) ialah orang yang pekerjaannya mengajar. Kemudian lebih lanjut Muhaimin menegaskan bahwa: seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu`alim, murabbiy,mursyid, mudarris, dan mu`addib, yang artinya orang yang memberikan ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.
  2. Sedangkan pengertian guru ditinjau dari sudut therminologi yang diberikan oleh para ahli dan cerdik cendekiawan, adalah sebagai berikut:

  • Menurut Muhaimin dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar menguraikan bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswanya, baik secara individual ataupun klasikal. Baik disekolah maupun diluar sekolah. Dalam pandangan Islam secara umum guru adalah mengupayakan perkembangan seluruh potensi/aspek anak didik, baik aspek cognitive, effective dan psychomotor.
  • Zakiah Daradjat dalam bukunya ilmu pendidikan Islam menguraikan bahwa seorang guru adalah pendidik Profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.
  • Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam setiap melakukan pekerjaan yang tentunya dengan kesadaran bahwa yang dilakukan atau yang dikerjakan merupakan profesi bagi setiap individu yang akan menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya. Dalam hal ini yang dinamakan guru dalam arti yang sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
  • M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis menjelaskan guru adalah orang yang telah memberikan suatu ilmu/ kepandaian kepada yang tertentu kepada seseorang/ kelompok orang.

          Dari rumusan pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang memberikan pendidikan atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
        Kemudian apabila istilah kata guru dikaitkan dengan kata agama islam menjadi guru agama islam, maka pengertiannya adalah menjadi seorang pendidik yang mengajarkan ajaran agama Islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak mulia, sehingga terjadi keseimbangan antara kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat.
        Sebagai guru agama Islam haruslah taat kepada Tuhan, mengamalkan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bagaimana ia akan dapat menganjurkan dan mendidik anak untuk berbakti kepada Tuhan kalau ia sendiri tidak mengamalkannya. Jadi sebagai guru agama islam haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan menjauhi yang buruk. Anak mempunyai dorongan meniru, segala tingkah laku dan perbuatan guru akan ditiru oleh anak-anak. Bukan hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi sampai segala apa yang dikatakan guru itulah yang dipercayai murid, dan tidak percaya kepada apa yang tidak dikatakannya.
       Dengan demikian seorang guru agama Islam ialah merupakan figure seorang pemimpin yang mana disetiap perkataan atau perbuatannya akan menjadi panutan bagi anak didik, maka disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga kewibawaannya agar jangan sampai seorang guru agama islam melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
         Ahmad Tafsir mengutip pendapat dari Al-Ghazali mengatakan bahwa siapa yang memilih pekerjaan mengajar, ia sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting. Karena kedudukan guru agama Islam yang demikian tinggi dalam Islam dan merupakan realisasi dari ajaran Islam itu sendiri, maka pekerjaan atau profesi sebagai guru agama Islam tidak kalah pentingnya dengan guru yang mengajar pendidikan umum.
        Dengan demikian pengertian guru agama Islam yang dimaksud disini adalah mendidik dalam bidang keagamaan, merupakan taraf pencapaian yang diinginkan atau hasil yang telah diperoleh dalam menjalankan pengajaran pendidikan agama Islam baik di tingkat dasar, menengah atau perguruan tinggi. Guru merupakan jabatan terpuji dan guru itu sendiri dapat mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan dapat pula mengantarkannya menjadi manusia hakiki dalam arti manusia yang dapat mengemban dan bertanggung jawab atas amanah Allah.

Referensi:

  1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 377
  2. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 44-49
  3. Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 70
  4. Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Angkasa, 1984), hlm. 39
  5. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 31.
  6. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 169
  7. Rachman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama Disekolah Dan Petunjuk Mengajar Bagi Guru Agama (Bandung: Pustaka Pelajar, 1969), hlm 142.
  8. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), hlm.76

Sunday, February 10, 2013

Filsafat Ilmu


Filsafat Ilmu: Pengertian, fungsi, subtansi, corak dan ragam filsafat ilmu

A. Pengertian Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)
  1. Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
  2. Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
  3. A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
  4. Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
  5. May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
  6. Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
  7. Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).

      

Thursday, January 24, 2013

Makalah: Filsafat Naturalisme

FILSAFAT NATURALISME

A. Naturalisme dalam Filsafat
Filsafat NATURALISME merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus e.al. 1984) Materialisme adalah suatu istilah yang sempit dari dan merupakan bentuk dari naturalisme yang lebih terbatas. Namun demikian aliran ini pada akhirnya lebih populer daripada induknya, naturalisme, karena pada akhirnya menjadi ideologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet (kini Rusia) dan Republik Rakyat Cina (RRC). Materialisme umumnya mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kecuali materi, atau bahwa nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Materialisme dapat diberikan definisi dengan beberapa cara. Di antaranya, pertama: Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam, dan bahwa akal dan kesadaran (consiousness) termasuk di dalamnya. Segala proses fisikal merupakan mode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik. Kedua, definisi tersebut mempunyai implikasi yang sama, walaupun condong untuk menyajikan bentuk matarialisme yang lebih tradisional. Belakangan, doktrin tersebut dijadikan sebagai “energism” yang mengembalikan segala sesuatu kepada bentuk energi, atau sebagai suatu bentuk dari “positivisme” yang memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature of reality (realitas yang paling tinggi). Inilah yang pada akhirnya mereka ragu-ragu apakah tuhan benar-benar ada atau tidak, yang jelas mereka tidak mampu menjangkaunya. Bahkan sebagian mengingkari sama sekali sehingga menjadi atheis. Democritus adalah seorang filosof Yunani Kuno yang hidup sekitar tahun 460-370 SM. Ia adalah atomis pertama, materialis pertama dan perintis sains mekanik. Ketika ditanya, “Alam ini dibuat dari apa?” atau “Apakah yang riil itu” ia menjawab, “Alam terdiri dari dua bagian. Pertama adalah atom, bagian yang sangat kecil sekali dan tak terbatas jumlahnya, mempunyai kualitas yang sama, tetapi mengandung perbedaan yang bemacam-macang tentang besar dan bentuknya. Kedua adalah ruang kosong di mana atom-atom tersebut bergerak. Atom adalah terlalu kecil untuk dilihat mata, dan tak dapat rusak. Atom menggabungkan diri berkombinasi dengan cara bermacam-macam membentuk manusia, binatang, tanam-tanaman, batu-batuan dan sebagainya. Jika atom itu dalam jumlah yang sangat besar bertabrakan serta terpental ke berbagai jurusan, timbullah bermacam-macam benda. Atom ini bersama gerakan-gerakannya di angkasa merupakan penjelasan tentang fenomena-fenomena. Democritus merupakan seorang rasionalis yang mengatakan bahwa akal itu tahu benda-benda yang benar. Persepsi indra hanya memberi pengetahuan yang relatif. Materialisme moderen mengatakan bahwa alam (universe) merupakan kesatuan material yang tak terbatas; alam termasuk di dalamnya segala materi dan energi (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada. Dan bahwa alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektif, yang dapat diketahui oleh manusia. Materialisme moden mengatakan, materi ada sebelum jiwa (mind), dan dunia material adalah yang pertama. Sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua. Kelompok materialis, sebagaimana kelompok aliran-aliran lainnya tidak sepakat atas segala persoalan, atau tidak berpegang seluruhnya kepada persoalan-persoalan tersebut di atas. Dalam dunia sekarang, materialisme dapat mengambil salah satu dari dua bentuk, satu mekanisme atau materialisme mekanik (mechanistic materialism) dengan tekanan pada sains alam; dan kedua materialisme dialektik (dialectical materialsm) yang merupakan filsafat resmi Rusia, Cina, dan kelompok-kelompok komunis lainnya di seluruh dunia. Materialisme mekanik mempunyai daya tarik yang sangat besar oleh karena kesederhanaannya. Dengan menerima pendekatan itu, seseorang merasa telah dapat membebaskan diri dari problema-problema yang membingungkan yang selama beabad-abad. Apa yang riil (benar, sungguh-sungguh ada) dalam manusia adalah badannya, dan ukuran kebenaran atau realitas adalah sentuhan penglihatan dan suara, yakni alat-alat verifikasi eksperimental. (Juhaya S. Pradja, 1987) Banyak ahli pikir berpendapat bahwa jika sains dapat menjelaskan segala sesuatu dengan sebab mekanik saja, akibatnya tak ada alasan untuk percaya kepada Allah dan tujuan dari alam. Hukum yang sama berlaku bagi manusia, binatang-binatang yang rendah dan planet. Kesadaran pikiran adalah hasil dari perubahan-perubahan dalam otak atau syaraf. Alam diatur dengan hukum fisik materi, walaupun hal itu menyangkut proses yang sangat kompleks dan halus dari akal manusia. Hidup hanya merupakan proses fisiologi dan hanya mempunyai arti fisiologi. Banyak sekali ahli filsafat, humanis, idealis, pragmatis, dan lain-lain mengatakan bahwa materialisme mekanik tidak menjelaskan seluruh problem. Kebanyakan orang mengakui bahwa terdapat sistem di dunia yang dapat dijelaskan dengan secara mekanik dengan sebaik-baiknya, dan hanya sedikit orang yang mempersoalkan nilai pemakaian interprestasi mekanik di bidang di mana interpretasi tersebut membantu pemahaman kita. Tapi banyak orang menyangsikan prinsip-prinsip mekanik untuk memberikan dasar yang memuaskan bagi penjelasan segala bahwa materialisme adalah suatu contoh dari reductive fallacy yang terjadi jika situasi yang kompleks atau suatu keseluruhan yang sederhana. Contohnya, ketika seorang materialis mengatakan bahwa akal itu adalah sekadar bentuk dari materi, para kritikus mengatakan bahwa ia melakukan suatu kesalahan yaitu reduction yang kasar. 

B. Naturalisme dalam Filsafat Pendidikan
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi naturalis dimulai jauh hari sebelum anak lahir, yakni sejak kedua orang tuanya memilih jodohnya. Tokoh filsafat pendidikan naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horne, dan Herbert Spencer yang menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical. Herbert menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam keberadaan naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid. Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?”. Kelima tujuan itu adalah (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik; (5) Menikmati waktu luang. Spencer juga menjelaskan enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah (1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam; (2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak; (4) Memperbanyak imlu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan; (5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak; (6) Praktik mengajar adalah seni menunda; (7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (8) Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik. (J. Donald Butler :tt) 

C. Penutup
Demikianlah naturalisme sebagai aliran filsafat maupun aliran filsafat pendidikan, memiliki kelebihan maupun kelemahan. Kelebihan utama aliran ini adalah penghargaannya yang tinggi terhadap alam, termasuk anak yang lahir secara alamiah akan cenderung baik. Paham ini bisa melahirkan manusia-manusia demokratis, sebab segala sesuatu dikembalikan pribadi masing-masing. Namun kelemahan utama aliran ini adalah bahwa anak yang lahir juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika lingkungan di sekitar baik, maka anak tersebut cenderung baik. Sebaliknya, jika kehidupan di sekitarnya buruk, anak cenderung berkembang ke arah buruk. Kasus Galang Rambu Anarki, putera Iwan Fals, bisa jadi karena lingkungan tidak memadai untuk keberlangsungan hidupnya, sehingga ia harus meninggal dunia di usianya yang amat dini.

Diambil dari: Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung

Kumpulan Makalah Filsafat Lainnya:

  1. Artikel Filsafat Ilmu: Ontologi Dalam Beberapa Asumsi
  2. Peranan Teknologi dalam Kehidupan Manusia
  3. Asal Usul dan Pengaruh Perkembangan Pemikiran Filsafat dalam Islam
  4. Sumber Filsafat Pendidikan Islam
  5. HUBUNGAN FILSAFAT YUNANI DENGAN FILSAFAT ISLAM

 

Monday, January 14, 2013

KUMPULAN MAKALAH KULIAHAN

bAGI SAUDARA YANG JALAN-JALAN MENCARI MAKALAH, MAKA DISNI TEMPATNYA; MAMPIR DI BLOG INI SEMOGA SAUDARA MENEMUAKAN APA YANG DICARI:

Makalah dan Artikel Psikologi
  1. Motivasi dalam Belajar
  2. Toeri-Teori Intelegensi
  3. Pengembangan Minat dan Motivasi Belajar Peserta Didik
  4. Bahan Perkuliahan Psikologi Belajar
  5. Makalah Psikologi Belajar: Peranan Emosi dalam Belajar
  6. Konsep Belajar dalam Perspektif Psikologi Belajar
  7. Makalah Psikologi Belajar: Teori-Teori Belajar
  8. Memori dalam Belajar
  9. Pandangan Ilmu Jiwa Dalam Berpikir
  10. Makalah Psikologi Belajar: INTELEGENSI
  11. Kumpulan Makalah Psikologi Belajar Pai
 Manajemen Pendidikan
  1. Pengertian Administrasi Pendidikan
  2. Manajemen Kelas
  3. Peran Kepemimpinan dan Kerjasama Tim
  4. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
  5. Kualifikasi Kepala Sekolah
  6. Kompetensi Kepala Sekolah 
Makalah dan Artikel Filsafat
  1. Artikel Filsafat Ilmu: Ontologi Dalam Beberapa Asumsi
  2. Peranan Teknologi dalam Kehidupan Manusia
  3. Asal Usul dan Pengaruh Perkembangan Pemikiran Filsafat dalam Islam
  4. Sumber Filsafat Pendidikan Islam

  1. HUBUNGAN FILSAFAT YUNANI DENGAN FILSAFAT ISLAM

TEKS CERAMAH DAN KHUTBAH JUM’AT
  1. CERAMAH
  1. Contoh Teks Ceramah Tingkat Sekolah
  2. Contoh: Teks Ceramah Tentang Menggunjing
  3. Tiga Kewajiban Utama Orang Tua
  4. Mari Tegakkan Persatuan Umat Islam

  1. KHUTBAH
  1. Materi Khutbah Jum'at: Tiga Amalan Baik
  2. Contoh Khutbah Kedua
  3. MENINGKATKAN KEIMANAN DENGAN MENGINGAT MATI
  4. MENSYUKURI NIKMAT ALLAH TA'ALA
  5. MENJAGA DIRI DAN KELUARGA DARI API NERAKA

Makalah dan Artikel MATA KULIAH IAD, IBD DAN ISD
  1. Materi Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar Dan Ilmu Sosial Dasar
  2. Mata Kuliah: Ilmu Alamiah Dasar

MATERI YANG BERKAITAN DGN PERANGKAT PEMBELAJARAN
  1. Kumpulan Regulasi Pendidikan
  2. Materi Perencanaan Pembelajaran PAI
  3. Cara Mengembangkan Silabus,RPP dan Bahan ajar
  4. Gratis: Perangkat Pembelajaran MI
  5. Contoh Standar Kompetensi
  6. CONTOH RPP BAHASA ARAB 7
  7. Contoh: RPP Tahsin Tahfizh Al Qur'an
  8. Contoh: RPP Fiqh Madrasah Ibtidaiyah
  9. Contoh RPP IPS EKONOMI KELAS X
  10. RPP BAHASA ARAB
  11. CONTOH RPP BAHASA ARAB 2 Tingkat MTS

MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
  1. MASA KEMUNDURAN DUNIA ISLAM
  2. Hikmah Kisah Nabi ADAM AS
  3. TAREKH ISLAM 1
  4. TAREKH ILSAM (SKI)
  5. MAKALAH TENTANG PUASA
  6. MAKALAH MATERI PAI: SHOLAT JUM'AT
  7. FIQH PERNIKAHAN
  8. Waris, Hibah, Hadiah
  9.  JUAL BELI
  10. AL-GHAZALI'S VIEWS EDUCATION ABOUT ISLAM
ILMU STATISTIK
  1. Pengantar Ilmu Statistik Download

Materi yang Berkaitan dengan Karya Ilmiah, seperti; skripsi, tesis dan disertasi
  1. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
  2. Landasan Teori
  3. SKRIPSI: Metode Ceramah Pada Pembelajaran PAI
  4. Skripsi: Peranan Keluarga dalam Menanam Nilai-Nilai Agama
  5. Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) MP. Agama
  6. CONTOH PROPOSAL PTK
  7. Contoh Metode Penulisan Laporan Penelitian
AL ISLAM
  1. Nama-nama islami untuk anak laki-laki
  2. nama-nama islami untuk anak perempuan
  3. Tuntunan Shalat Idul Adha
  4. Buku Panduan Kegiatan Ramadhan Gratis
MATERI, ARTIKEL, MAKALAH LAIN-LAINNYA

  1. CONTOH SURAT UNDANGAN RAKOR
  2. Contoh 9/sembilan K Sekolah Or Madrasah
  3. Contoh-Contoh Surat

KOMPUTER
A.      SOFWARE KOMPUTER
  1. DRIVERS NOTEBOOK LENOVO
  2. Jual Anti Virus Original
B.      ILMU KOMPUTER DAN INTERNET
  1. CARA MEMBUAT BLOG
  2. CARA MEMBUAT BLOG di Blogspot
  3. MENULIS DAN MEMPUBLIKASIKAN BLOG
  4. Cara Membuat Teks Berjalan 
  5. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT DAFTAR ISI
  6. Cara Mendatangkan Banyak Pengunjung Blog
  7. Cara menghubungkan Blog dengan Facebook
  8. Kode Tukar Link Banner
  9. CARA MEMBUAT KODE HTML DI DALAM TEXT AREA
  10. CARA MEMASANG KODE HTML WARNA PADA BLOG
  11. CARA MENAMPILKAN PHOTO DI PENCARIAN GOOGLE
  12. Cara membuat Translate (terjemahan) pada blog
  13. Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Blogspot
  14. CARA MEMASANG KEYWORD OTOMATIS DI BLOGSPOT
  15. Cara Hosting File di Google Site
  16. Cara Membuat Tautan
  17. Cara memferivikasi Kode Meta Tag
  18. CARA MENGATASI BLOG PINDAH ALAMAT TAMPILAN
  19. CARA MENGATASI BLOG PINDAH ALAMAT TAMPILAN
  20. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ZIDDU, SHAREBEAST, DAN 4SHARED
  21. MEMBLOKIR DUPLICATE CONTENTS