MANAJEMEN
KELAS
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi
pendidikan merupakan cabang dari psikologi. Secara harfiah psikologi berasal
dari kata “psyche” yang berarti jiwa
dan “logos” yang berarti ilmu.
Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang
mempelajari jiwa manusia melalui gejala-gejalanya, aktivitas, atau perilaku
manusia.
Makna
psikologi khususnya tentang objek materialnya, berkembang seirama dengan
perkembangan psikologi itu sendiri. Psikologi dapat pula dibedakan berdasarkan
tujuannya :
1. Psikologi teoritis yang memiliki tujuan
utama yaitu memahami secara ilmiah murni untuk menyusun suatu teori seperti
psikologi kepribadian, psikologi belajar dengan berbagai teori belajar.
2. Psikologi praktis yang dikembangkan
karena kebutuhan tertentu seperti psikologi pendidikan, medis, criminal, dan
lain-lain.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, psikologi
pendidikan meluas menjadi berbagai kajian dalam mengkaji tentang
masalah-masalah yang dialami peserta didik dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di kelas. Berbagai kajian tersebut, misalnya :
·
Psikologi
belajar
·
Psikologi
mengajar
·
Psikologi
bimbingan
·
Psikologi
penyuluhan
Dari
kajian tersebut semuanya bermuara pada usaha proses belajar mengajar yang
efisien dan efektif dalam proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dengan
menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam mengetahui dan memahami gejala
aktivitas jiwa dan prilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen kelas!
2. Apa tujuan manajemen kelas!
3. Bagaimana tahapan dalam memelihara
kedisiplinan kelas!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Manajemen Kelas
Manajemen
kelas dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur
untuk menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil dengan baik. (Nyayu
Khadijah : 2011).
Manajemen
kelas dimaksudkan tidak hanya sekedar untuk menghindari kekacauan, tapi lebih
dimaknai sebagai penetapan aturan yang memungkinkan aktivitas belajar
berlangsung dengan lancar. Selain itu, manajemen kelas juga mencegah timbulnya
masalah disiplin yang tidak perlu terjadi.
Dari
sudut pandang pendidikan, belajar dapat timbul hanya dalam sebuah kelas yang
tertib. Akan tetapi, tertib tidak
berarti tenang atau kaku. Suatu kelas yang tertib bukanlah kelas yang begitu
tenang dimana kita dapat mendengar detak jarum jam, melainnkan suatu kelas yang
senandung dan alurnya mengidikasikan para siswa terlibat dalam aktivitas
bermakna. Para siswa mungkin membaca, menulis atau berbicara dalam kelompok
masing-masing untuk membahas suatu lingkungan dimana setiap orang, guru dan
siswa mengetahui dengan pasti apa yang sedang berlangsung. Menciptakan
lingkungan kelas yang tertib merupakan salah satu tujuan dari manajemen kelas.
Meski
isu manajemen menarik perhatian banyak guru pemula, akan tetapi semua guru
mestinya memiliki kesiapan manajemen yang memadai, tidak hanya sebatas
manajemen kelas dapat diartikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur
untuk menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil. Menurut Eggen dan
Kauchak (1997), manajemen kelas adalah kombinasi strategi guru dan factor
organisasional kelas yang membentuk lingkungan belajar yang produktif, yang
mencakup penetapan rutinitas, aturan-aturan sekolah dan kelas, respon guru
terhadap perilaku siswa, strategi pembelajaran yang menciptakan iklim yang
kondusif untuk siswa belajar.
Fungsi manajemen kelas dalam hal
ini adalah :
1. Perencanaan,
yaitu menyangkut keberlangsungan aktivitas dan bagaimana aktivitas dan
bagaimana aktivitas tersebut dapat diorganisasikan dengan cara terbaik.
2. Komunikasi,
yaitu menetapkan perlunya untuk mengatakan pada siswa apa yang diharpkan dari
mereka, ini merupakan unsur utama dalam manajemen yang efektif.
3. Kontrol,
yaitu mengekspresikan kebutuhan manjaga iklim kelas yang kondusif untuk
belajar.
B.
Makna Manajemen dalam Pendidikan
Makna manajemen dalam
pendidikan mempunyai pengertian untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu :
1. Kerjasama
2. Prosex
3. Dapat dilihat dengan kerangka berfikir
sistem
4. Dapat dilihat dengan segi efektivitas
pemanfaatan sumber
5. Dapat dilihat dengan dari segi
kepemimpinan
6. Dapat dilihat dengan dari segi
pengambilan keputusan
7. Dapat dilihat dengan dari segi
komunikasi
8. Manajemen sering kali diartikan dalam
arti sempit yaitu kegiatan ketata usahaan, seperti rutin mencatat, mendokumentasikan
kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan gejala aspek serta
mempersiapkan laporan.
Dari uraian diatas
bahwa manajemen pendidikan dapat ditinjau dari sudut proses pencapaian tujuan
pendidikan. Proses ini merupakan siklus yang dimulai dari Perencanaan,
Pengarahan, Pembiayaan, Pemantauan, Penilaian, pengorganisasian,
pengkoordinasian.
C.
Strategi Manajemen Kelas
Dalam upaya, menciptakan
iklim kelas yang kondusif dapat ditempuh dengan dua strategi manajemen, yaitu :
strategi pencegahan timbulnya masalah dan strategi pemecahan masalah (Elliot
dkk, 1996). Strategi pencegahan lebih menekankan pada upaya menggunakan
prosedur pembelajaran dan manajemen, sedangkan strategi pemecahan masalah
menekankan pada upaya mengatasi masalah yang timbul dalam kelas. Menurut Elliot
dkk (1996), program manajemen kelas yang komprehensif adalah yang memadukan
kedua strategi itu. Strategi ini dinamakan Manajemen Kelas Proaktif yang
mencakup tindakan proaktif dalam merencanakan perilaku yang produktif.
Ciri-cirinya, yaitu :
1. Lebih bersifat preventif ketimbang
reaktif
2. Mengintegrasikan motede-motede yang
memfasilitasi perilaku siswa yang sesuai dengan prosedur peningkatan prestasi,
dengan menggunakan teknik pembelajaran yang efektif
3. Menekankan dimensi kelompok dari
mamajemen kelas
D.
Keterampilan manajemen kelas
Secara
umum, yang termasuk kerempilan manajemen
dasar dalam praktek pembelajaran dikelas antara lain adalah keterampilan
mengorganisir dan memonitor aktivitas kelas, keterampilan membentuk kelompok,
keterampilan menetapkan aturan dan prosedur, dan keterampilan memberikan
respons terhadap perilaku yang menyimpang.
Tahap
pertama dalam manajemen kelas yang efektif adalah pengorganisasian aktivitas
kelas. Ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa iklim kelas cukup kondusif untuk
terjadinya proses belajar. Laslett dan Smith (1984) mengidentifikasi empat
keterampilan pengorganisasian kelas, yaitu :
1. Get
them in, yaitu keterampilan memulai pelajaran
2. Get
them out, yaitu keterampilan menyimpulkan dan
mengakhiri pelajaran
3. Get
on with it, yaitu berfokus pada isi pelajaran
dan pengorganisasian
4. Get
on with them, yaitu menjalin hubungan yang
positif dengan siswa.
Caroll
(dalam Elliot dkk, 1996) mengemukakan sebuah model manajemen kelas yang
menggunakan dua kategori analisis waktu, yaitu :
1. Penentuan waktu yang diperlukan untuk
belajar. Tiga aspek penting dalam kategori ini adalah : 1) bakat, yaitu jumlah
waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu pelajaran, 2) kemampuan
memahami pembelajaran yang dipengaruhi oleh tingkat intelegensi dan kemampuan
verbal, dan 3) kualitas pembelajaran, yaitu kemampuan guru menyajikan pelajaran
secara menarik dan mudah dipahami.
2. Pemanfaatan waktu belajar. Dua aspek
penting dalam kategori ini adalah : 1) waktu untuk belajara, yaitu kesempatan
yang dimiliki oleh setiap siswa untuk belajar di sekolah, dan 2) ketekunan,
yaitu jumlah waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar.
E.
Karakteristik Manajer Kelas yang Efektif
“Manajer
yang efektif” awalnya tidak terlalu membebani siswa mereka dengan aturan-aturan
seperti yang cenderung dilakukan oleh banyak guru pemula, tetapi memulai dengan
aturan yang bersifat mendasar dan secara perlahan-lahan memperkenalkan aturan
lainnya sesuai keperluan. Mereka juga secara periodik mengingatkan siswa
tentang aturan yang ada. Dengan cara memonitori siswa dari dekat, mereka mampu
memperingatkan dengan cepat bila terjadi pelanggaran dan berupaya memperbaikinya
sebelum pelanggaran kecit tersebut berkembang menjadi masalah besar. Dengan
memahami karakteristik perkembangan siswa yang diajar, guru dapat
mengantisipasi sumber potensi masalah dan merumuskan aturan yang akan membantu
mereka mencegahnya.
Emmer,
dkk (dalam Elliot dkk, 1996) mempelajari guru-guru SD yang dinilai sebagai
“manajer yang efektif” dan menyatakan bahwa para guru tersebut memberitahukan
aturan dan prosedur mereka pada hari pertama pelajaran di mulai, dan juga
sengaja mengintegrasikannya ke dalam system pembelajaran mereka. Aturan mereka
bersifat eksplisit, kongkrit, dan fungsional, dan guru tersebut memberi siswa
contoh tanda yang mereka gunakan untuk berbagai aktivitas.
Menurut
Kounin (1970), cirri-ciri perilaku guru sebagai manajer kelas yang efektif
adalah :
1. Adanya kesadaran, yaitu pengetahuan dan
pemahaman guru tentang apa yang terjadi di dalam kelas mereka. Guru tahu apa
yang sedang berlangsung dalam kelas, mereka tahu bila ada perilaku yang
menyimpang dan seberapa parah penyimpangannya. Meraka juga tahu kapan harus
memberikan intervensi sehingga perilaku itu tidak menyebar ke siswa lain dan
menjadi masalah yang serius.
2. Kemampuan overlapping, yaitu kemampuan guru untuk menangani dua atau lebih
masalah yang terjadi secara simultan di dalam kelas.
3. Kelancaran dalam melakukan transisi,
yaitu guru tidak memiliki kesulitan dalam menangani aktivitas dalam kelas
mereka. Guru memulai pelajaran, menjaga keberlangsungan, dan mengakhiri
berbagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan banyak bahan pelajaran.
4. Kesiapan kelompok, yaitu penggunaan
metode pembelajaran yang menjaga minat dan kontribusi yang hidup pada
pelajaran. Dalam hal ini, guru harus terus bertanya pada diri sendiri : apakah
cara penyampaian pelajaran yang saya gunakan menarik? Apakah kelas yang saya
ajar hidup? Apakah saya telah membuat semua siswa terlibat?
F.
Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidikan
1.
Manajemen Kelas untuk Pembinaan Kedisiplinan Kelas
Manajemen
kelas mengandung pengertian, yaitu
proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang
memmungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Rachman, 1999 : 1). Manajemen
kelas juga dapat diartikan sebagai proses seleksi yang mengunakan alat yang
tepat terhadap problem dansituasi manajemen kelas, atau juga dapat diartikan
sebagai segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar
yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
baik sesuai dengan kemampuan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah kepada penyiapan bahan
belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen.
PUOD dan Dirjen. Dikdasmen, 1996).
Manajemen kelas bertujuan untuk :
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas
baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang mungkin
peserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang
dapatmenghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur
fasilitas belajar serta perabotan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di
dalam kelas, serta membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, serta sifat-sifat individunya (Dirjen. PUOD dan Dirjen.
Dikdasmen, 1996)
Dalam melakukan
aktivitas manajemen kelas untuk pembinaan disiplin kelas yang basis psikologi
pendidikan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakna, yaitu :
1) Pendekatan otoriter
2) Pendekatan permisif
3) Pendekatan instruksional
4) Pendekatan pengubahan perilaku
5) Pendekatan sosila emisional
6) Pendekatan proses kelompok (Entang dan
Joni, 1984 : 19)
2.
Prinsip-prinsip Disiplin Kelas sebagai Wujud
Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidkan
Disiplin kelas merupakan hal penting terhadap
terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat
pendekatan pendidikan disiplin yang mengacu psikologi pendidikan, hendaknya
memilki basis kemanusian dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusian dan
demokrsai dalam penegakan disiplin berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi
para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin (Rachman,
1999 : 170). Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh para guru
harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini, yaitu :
1) Mengembangkan prinsip-prinsip pedagogi
dan hubungan kemanusian di kelas.
2) Mengembangkan budaya disiplin di kelas
dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menumbuhkembangkan budaya disiplin
di dalam kelas.
3) Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan
control dari peserta didik dalam melaksanakan budaya disiplin di kelas.
4) Menumbuhkembangkan kesungguhan untuk
berbuat dan berinovasi dalam melaksanakan budaya disiplin di kelas oleh para
guru dan peserta didik di kelas
5) Menghindari perasaan tertekan dan rasa
terpaksa pada diri guru dan peserta didik dalam menegakkan dan melaksanakan
budaya disiplin di kelas.
Prinsip-prinsip
dalam mendisiplinkan kelas tersebut sangat perlu dilakukan, karena disiplin
kelas merupakan hal penting terhadap terciptanya perilaku yang disiplin di
delas, para guru harus tetap memperhatikan berbagai teori, prinsip dan konsep yang
tersurat dalam materi psikologi pendidikan, agar penegakkan disiplin di dalam
kelas tetapi dilakukan oleh para guru secara edukatif, persuasive, dan
demokratif yang menguntungkan bagi para guru dan peserta didik di sekolah.
3.
Pemeliharaan Budaya Disiplin dan Usaha Kuratif
terhadap Pelanggaran Disiplin dengan Pendekatan Psikologi Pendidikan
Dalam upaya
untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang, para
guru di kelas hendaknya selalu konsisten dan berkesinambungan menunjukkan sikap
dan perilaku selalu disiplin datang ke kelas, disiplin dalam mengajar, dan
kegiatan disiplin lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan
pendidikan di kelas. Selain itu, aplikasi konsep, prinsip, dan teori-teori
psikologi pendidikan harus juga diterapkan dalam memelihara budaya disiplin
kelas yang telah tumbuh dan berkembang.
Ranchman (1999 :
210-212) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam memelihara disiplin
(termasuk disiplin kelas), yaitu :
1) Tahap pencegahan
Para guru perlu menciptakan
suasana kelas yang disiplin, ketepatan instruksional dan perencanaan pendidikan
yang disiplin.
2) Tahap pemeliharaan
Para guru perlu
melakukan hubungan sosial emosional dengan peserta didik dalam menunjukkan
perilaku disiplin di dalam kelas.
3) Tahap campur tangan
Para guru perlu
menangani perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas dengan
mempelajari gejalanya dan mencari akar permasalahan dengan teknik-teknik yang
berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi/hukuman.
4) Tahap pengaturan
Para guru perlu
mengatur perilaku peserta didik yang menyimpang dari disiplin kelas dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang mendidik, persuasive, dan demokratis
agar peserta didik menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin
kelas.
Pentingnya bagi
para guru ialah mengatasi berbagai bentuk pelanggaran disiplin kelas dengan
pendekatan demokratif, edukatif, dan persuatif. Selain itu, para guru juga
perlu menerapkan prinsip-prinsip, teori dan konsep dalam psikologi pendidikan
dalam mengatasi pelanggaran disiplin kelas.
KESIMPULAN
Manajemen kelas
dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur untuk
menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil dengan baik.
Fungsi manajemen
kelas dalam hal ini adalah : Pertama, Perencanaan,
yaitu menyangkut keberlangsungan aktivitas dan bagaimana aktivitas dan
bagaimana aktivitas tersebut dapat diorganisasikan dengan cara terbaik; Kedua, Komunikasi, yaitu menetapkan perlunya untuk
mengatakan pada siswa apa yang diharpkan dari mereka, ini merupakan unsur utama
dalam manajemen yang efektif; Ketiga, Kontrol,
yaitu mengekspresikan kebutuhan manjaga iklim kelas yang kondusif untuk
belajar.
Dalam upaya,
menciptakan iklim kelas yang kondusif dapat ditempuh dengan dua strategi
manajemen, yaitu : strategi pencegahan timbulnya masalah dan strategi pemecahan
masalah.
DAFTAR
REPERENSI
Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Cetakan 12.
Jakarta : Rineka Cipta
Khodijah, Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang :
Grafika Terlindo Press
Hadis, Abdul. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Hadis, Abdul dan Nurhayati, B. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
Terimakasih Anda telah membaca tentang
Judul: MANAJEMEN KELAS
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sonin
Semoga informasi MANAJEMEN KELAS bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jika ingin mengkopi paste artikel ini jangan lupa sertakan alamat blog kami karyasonin.blogspot.com atau jika ingin terhubung dengan facebook anda klik suka pada link facebook dibawah ini
Judul: MANAJEMEN KELAS
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sonin
Semoga informasi MANAJEMEN KELAS bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jika ingin mengkopi paste artikel ini jangan lupa sertakan alamat blog kami karyasonin.blogspot.com atau jika ingin terhubung dengan facebook anda klik suka pada link facebook dibawah ini
0 komentar:
Post a Comment