EMOSI
a.
Pendahuluan
Selama ini
kajian tentang belajar kurang memperhatikan peran dan pengaruh emosi pada
proses dan hasil belajar yang dicapai seseorang. Tetapi, sejak orang mulai
memperhatikan peran besar otak dalam segala bentuk perilaku manusia, maka emosi
mulai jadi perhatian, termasuk peranannya dalam meningkatkan hasil belajar.
Emosi tidak lagi dipandang sebagai penghambat dalam kehidupan sebagaimana
pandangan konvensional, melainkan sebagai sumber kecerdasan, kepekaan, dan
berperan dalam menghidupkan perkembangan serta penalaran yang baik. Bahkan saat
ini disadari bahwa untuk mencapai keberhasilan belajar, maka proses belajar
yang terjadi haruslah menyenangkan.(Nyayu Khodijah. 2006: 153)
Emosi
sering dikaitkan dengan orang yang pemarah. Pengertian tersebut secara awam
dikenali dan dipakai oleh banyak orang. Pengertian emosi yang dikaitkan
dengan marah, malah terkadang diidentikkan dengan sifat suku, misalnya suku
tertentu berasal dari Sumatera. Emosi melekat pada setiap orang, namun apakah
setiap orang pemarah? Emosi tidak sekedar menunjukkan orang yang pemarah
apalagi merujuk kepada suku tertentu.
Tulisan ini
akan mengkaji khususnya tentang emosi. Tetapi tidak semua masalah emosi dalam
pengkajian ini dapat ditelaah. Sebelum pada kesimpulan, tulisan ini berturut-turut
menguraikan enam hal, yaitu (1) konsep emosi, (2) fungsi emosi, (3) jenis dan pengelompokkan
emosi, (4) teori-teori emosi, dan (5) pengaruh emosi pada belajar serta (6)
kecerdasan emosi (EQ).
b.
Pembahasan
1.
Konsep emosi
Kata emosi
berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata
ini mengisyaratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam
emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan
dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis
Apabila
melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, “emosi” diartikan ‘luapan perasaan
yang berkembang dan surut di waktu singkat; keadaan dan reaksi psikologis dan
fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, kaharuan, kecintaan, keberanian
yang bersifat subjektif)’. Dalam praktiknya, ‘luapan emosi’ atau ‘reaksi
psikologis atau fisiologis’ ini dapat merefleksikan budaya masyarakatnya,
walaupun luapan perasaan tersebut bersifat subjektif. Hal ini bisa dimaklumi
karena secara makro konsep emosi pada dasarnya terdapat dalam sistem bahasa dan
sistem budaya. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Solomon (1984), dalam
Wierzbicka (1990a: 134), mengatakan bahwa perbedaan emosi merupakan bagian dari
perbedaan lintas budaya (cross-cultural), bukan hanya perbedan keadaan
dan ekspresi. GRATIS DOWNLOAD MAKALAH