Oleh: Sonin
A.
Pendahuluan
Sumber dari
kepribadian seseorang berada pada pemikirannya, bila pemikirannya selalu
mencari jalan keluar atau pemecahan maka manusia tersebut dikatakan pribadi
yang dewasa, sehingga tutur kata dan perbuatannya mencerminkan manusia
berintelektual.
Anjuran untuk
berpikir ini dalam al Qur’an sebenarnya sudah tersirat, hal ini jika kita
benar-benar ingin memanfaatkan fitrah kemanusiaan yang telah diberikan Allah
Swt kepada tiap-tiap manusia. Akan tetapi bagi yang tidak memanfaatkan fitrah kemanusiaannya maka
Allah Swt akan mengancam orang-orang yang tidak memanfaatkan fitrahnya
tersebut. Allah Swt Berfirman.
… dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai.
Ayat di atas sudah menggambarkan suatu
ancaman bagi orang yang tidak berfikir, sehingga fitrah kemanusiaan hilang
bahkan diibaratkan lebih buruk dari binatang ternak.
Oleh karena itu manusia
yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan berfikir
dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam
proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya
melemahkannya. Oleh karena itu para pendidik hendaknya lebih memusatkan
pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci
yang fungsional agar mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir
mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi
subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri (Chandra,
2010).
B.
Pengertian Berpikir
Morgan mengungkapkan berpikir adalah
sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berpikir juga
dapat dikatakan sebagai proses yang memerantarai stimulus dan respon (dalam
Khodijah, 2006: 117)
Menurut Drever (dalam Walgito,
1997 dikutip Khodijah, 2006: 117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara
yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (dalam
Khodijah, 2006: 117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental
baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek
atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.
C. Tipe
Berpikir
Menurut De Bono (dalam
Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.
- Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.
- Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
Pola berpikir vertikal adalah
pola berpikir logis konvensional yang selama ini kita kenal dan umum dipakai. Pola
berpikir ini dilakukan secara tahap demi tahap berdasarkan fakta yang ada,
untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, dan akhirnya memilih
alternatif yang paling mungkin menurut logika normal. Sedangkan pola berpikir
lateral tetap menggunakan berbagai fakta yang ada, menentukan hasil akhir apa
yang diinginkan, dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak dengan cara
berpikir tahap demi tahap) mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai
sudut pandang yang paling mungkin mendukung hasil akhir tersebut (Yoyo, 2007).
Pemikiran konvergen menuntut
siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang
diberikan. Sedangkan pemikiran divergen menuntut siswa mencari sebanyak mungkin
jawaban terhadap suatu masalah (Elisabeth, 2005).
Jadi, terdapat dua tipe berpikir: Berpikir
Vertikal atau kovergen yang terfokus pada satu jawaban yang paling tepat bagi
permasalahan tertentu. Tipe lainnya adalah berpikir Lateral atau divergen yang
mencari sebanyak mungkin kemungkinan penyelesaian masalah. Mau Lengkapnya ?
Terimakasih Anda telah membaca tentang
Judul: Pandangan Psikologi Dalam Berpikir
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sonin
Semoga informasi Pandangan Psikologi Dalam Berpikir bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jika ingin mengkopi paste artikel ini jangan lupa sertakan alamat blog kami karyasonin.blogspot.com atau jika ingin terhubung dengan facebook anda klik suka pada link facebook dibawah ini
Judul: Pandangan Psikologi Dalam Berpikir
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sonin
Semoga informasi Pandangan Psikologi Dalam Berpikir bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jika ingin mengkopi paste artikel ini jangan lupa sertakan alamat blog kami karyasonin.blogspot.com atau jika ingin terhubung dengan facebook anda klik suka pada link facebook dibawah ini
0 komentar:
Post a Comment