Monday, June 4, 2012

Pandangan Psikologi Dalam Berpikir


Oleh: Sonin

 A.                Pendahuluan

Sumber dari kepribadian seseorang berada pada pemikirannya, bila pemikirannya selalu mencari jalan keluar atau pemecahan maka manusia tersebut dikatakan pribadi yang dewasa, sehingga tutur kata dan perbuatannya mencerminkan manusia berintelektual.
Anjuran untuk berpikir ini dalam al Qur’an sebenarnya sudah tersirat, hal ini jika kita benar-benar ingin memanfaatkan fitrah kemanusiaan yang telah diberikan Allah Swt kepada tiap-tiap manusia. Akan tetapi bagi yang tidak memanfaatkan fitrah kemanusiaannya maka Allah Swt akan mengancam orang-orang yang tidak memanfaatkan fitrahnya tersebut. Allah Swt Berfirman.

dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Ayat di atas sudah menggambarkan suatu ancaman bagi orang yang tidak berfikir, sehingga fitrah kemanusiaan hilang bahkan diibaratkan lebih buruk dari binatang ternak.
Oleh karena itu manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan berfikir dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Oleh karena itu para pendidik hendaknya lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional agar mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri (Chandra, 2010).


B.                 Pengertian Berpikir

Morgan mengungkapkan berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses yang memerantarai stimulus dan respon (dalam Khodijah, 2006: 117)
Menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006: 117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (dalam Khodijah, 2006: 117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.

C. Tipe Berpikir
Menurut De Bono (dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.
  1. Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.
  2. Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
Pola berpikir vertikal adalah pola berpikir logis konvensional yang selama ini kita kenal dan umum dipakai. Pola berpikir ini dilakukan secara tahap demi tahap berdasarkan fakta yang ada, untuk mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, dan akhirnya memilih alternatif yang paling mungkin menurut logika normal. Sedangkan pola berpikir lateral tetap menggunakan berbagai fakta yang ada, menentukan hasil akhir apa yang diinginkan, dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak dengan cara berpikir tahap demi tahap) mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang paling mungkin mendukung hasil akhir tersebut (Yoyo, 2007).
Pemikiran konvergen menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan pemikiran divergen menuntut siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu masalah (Elisabeth, 2005).
            Jadi, terdapat dua tipe berpikir: Berpikir Vertikal atau kovergen yang terfokus pada satu jawaban yang paling tepat bagi permasalahan tertentu. Tipe lainnya adalah berpikir Lateral atau divergen yang mencari sebanyak mungkin kemungkinan penyelesaian masalah. Mau Lengkapnya ? 





Terimakasih Anda telah membaca tentang
Judul: Pandangan Psikologi Dalam Berpikir
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Sonin
Semoga informasi Pandangan Psikologi Dalam Berpikir bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jika ingin mengkopi paste artikel ini jangan lupa sertakan alamat blog kami karyasonin.blogspot.com atau jika ingin terhubung dengan facebook anda klik suka pada link facebook dibawah ini

0 komentar: